您现在的位置是:quickq 官方网站 > 休闲
Sinergi Jadi Kunci Transformasi Ekonomi di Tengah Ancaman Deindustrialisasi dan Minimnya Inovasi
quickq 官方网站2025-05-21 02:36:22【休闲】3人已围观
简介Warta Ekonomi, Jakarta - Indonesia tengah berada di persimpangan penting dalam perjalanan ekonominya quickq官网是哪个
Indonesia tengah berada di persimpangan penting dalam perjalanan ekonominya. Di satu sisi, sektor industri masih menjadi tulang punggung Produk Domestik Bruto (PDB). Namun di sisi lain, kontribusinya terus menurun – dari sekitar 26% di awal 2000-an menjadi hanya 19% pada kuartal pertama 2025. Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia sedang menghadapi tantangan deindustrialisasi dini.
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, menilai kondisi ini sebagai alarm bagi masa depan ekonomi nasional. “Purchasing Managers Index (PMI) bulan April turun ke angka 4,67 – menunjukkan kontraksi. Ini terjadi karena produsen menumpuk stok barang untuk permintaan yang tak kunjung datang,” ungkapnya dalam Innovation Summit Southeast Asia 2025 (ISSA) di Jakarta. Hal ini sejalan dengan data kuartal I/2025 Badan Pusat Statistik (BPS), yang menunjukkan kontraksi pertumbuhan industri non-migas seperti industri alat angkutan yang mengalami -3.46% yoy, industri mesin -1.38% yoy, dan sektor tembakau yang mengalami kontraksi terdalam yaitu -3.77% yoy.
Menurut Fithra, solusi jangka panjang bukan sekadar stimulus ekonomi, melainkan integrasi kembali ke jaringan produksi global melalui liberalisasi perdagangan dan reformasi kebijakan domestik. “Koherensi kebijakan dan reformasi regulasi adalah fondasi utama. Tanpa itu, industri kita akan terus tertinggal,” tegasnya.
Fithra menekankan pentingnya sinergi lintas sektor melalui pendekatan quadruple helix—kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas. “Kita butuh faktor penyatu yang mampu mendorong lompatan pembangunan. Bukan sekadar program jangka pendek, tapi konsensus pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.
Senada dengan itu, Prof. Bustanul Arifin dari Universitas Lampung menyoroti lemahnya dukungan terhadap riset dan inovasi. “86% pendanaan riset masih berasal dari sektor publik. Partisipasi swasta hanya 14%. Padahal, inovasi tak bisa berjalan tanpa kemitraan yang kuat,” jelasnya.
Ia juga menyinggung hambatan regulasi yang menghambat implementasi insentif riset. “Undang-Undang sudah mengatur insentif pajak untuk investasi R&D, tapi implementasinya masih jauh dari harapan.”
Bustanul menegaskan bahwa inovasi tidak bisa lagi dilakukan secara top-down seperti di era sentralisasi. Ia mendorong model kolaboratif seperti ABG (Akademisi, Bisnis, Pemerintah) dan Quadruple Helix yang juga melibatkan masyarakat sipil. “Bahkan jika hanya satu atau dua kemitraan yang berhasil, dampaknya bisa sangat besar,” tambahnya.
Baca Juga: Menteri Maman Ajak Industri Waralaba Perkuat Ragam Bisnis UMKM
Sementara itu, mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kolaborasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Prof. Tikki Pangestu, menyoroti pentingnya menjembatani riset dan kebijakan publik. “Banyak riset di Indonesia yang hanya berhenti di jurnal. Padahal, kita punya lembaga seperti BKPK yang seharusnya menjadi penghubung antara sains dan kebijakan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif. “Dua dari tiga pria Indonesia adalah perokok. Kita perlu mempertimbangkan solusi seperti THR (Tobacco Harm Reduction) untuk menurunkan beban penyakit kronis,” jelasnya.
Dalam sesi yang sama Senior Partner di firma konsultansi global Roland Berger, Ashok Kaul, menyampaikan pandangannya yang senada dengan Prof. Tikki Pangestu. Ia menggambarkan transformasi industri sebagai proses yang tidak bisa dilepaskan dari tiga pilar utama: penawaran, permintaan, dan kebijakan yang menjembatani keduanya.
Menurut Ashok, pilar pertama adalah sisi penawaran (supply side), dimana industri harus diberi ruang dan insentif untuk bereksperimen, berinovasi, dan menciptakan produk unggulan. Tanpa kebebasan untuk mencoba hal baru, industri akan stagnan dan tertinggal.
Pilar kedua adalah sisi permintaan (demand side), yang menurutnya harus diatur dengan regulasi yang melindungi konsumen, namun tidak membatasi laju inovasi. Pilar ketiga, dan yang paling krusial menurut Ashok, adalah titik temu antara penawaran dan permintaan—disinilah peran pemerintah menjadi sangat strategis. Ia menekankan pentingnya kebijakan yang berbasis risiko (risk-proportionate regulation), yaitu kebijakan yang mempertimbangkan potensi risiko tanpa mematikan potensi inovasi.
Baca Juga: Imbas Perang Tarif, Berkah buat Industri Otomotif Nasional?
“Di sinilah peran kebijakan fiskal seperti pajak menjadi paling menentukan. Saya pendukung kuat regulasi berbasis risiko (risk-proportionate regulation),” ujar Ashok.
Ashok mengungkapkan bahwa langkah Pemerintah Indonesia yang memberikan insentif untuk mendukung adopsi kendaraan listrik yang memiliki tingkat emisi lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil merupakan salah satu contoh nyata penerapan regulasi berbasis risiko.
Para pakar sepakat bahwa masa depan transformasi industri Indonesia bergantung pada kemampuan untuk membangun ekosistem kolaboratif, mendorong inovasi lintas sektor, dan merancang kebijakan yang inklusif dan berorientasi jangka panjang. Tanpa itu, mimpi menuju ekonomi berbasis pengetahuan akan semakin menjauh.
很赞哦!(2667)
相关文章
- Apa Itu Rabu Wekasan? Ini Makna, Sejarah, dan Tradisinya
- Ogah Jemawa Meski Diusulkan jadi Pj Gubernur Pengganti Anies, Kasetpres: Ya Masih Biasa
- 5 Destinasi Liburan di Luar Negeri Favorit Orang Indonesia, Ada Macau
- FOTO: 'Menyulap' Sampah Jadi Kacamata Trendi
- Bareskrim Bakal Panggil Rocky Gerung Terkait Kasus Penyebaran Hoax
- Diklaim Ramah Lingkungan, Empat Sekolah di Jakarta Disulap Berkonsep Net Zero Carbon
- Mohon Maaf Para Haters, Anies Baswedan Dinobatkan Sebagai Best Regional Leader
- Hormati Demo Ojol, Istana Sebut Akan Dengar Aspirasi
- NYALANG: Semangat Merdeka dan Jejak Pengadu Nasib
- Kawal Stabilitas Rupiah di Tengah Ketidakpastian Global, Begini Jurus Jitu BI
热门文章
站长推荐
Cetak Laba Rp925 Miiliar, CBDK Hanya Alokasikan 3% untuk Jatah Dividen Pemegang Saham
Yenny Wahid dan Brikade Gus Dur Dukung Ganjar
Kejagung Nilai Penahanan Alex Noerdin Sudah Sesuai Fakta
Sri Mulyani PD Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,8% di 2026
Choi Soon Hwa Jadi Kontestan Miss Universe Tertua di Usia 80 Tahun
Diklaim Ramah Lingkungan, Empat Sekolah di Jakarta Disulap Berkonsep Net Zero Carbon
Alasan Polda Metro Belum Cekal Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK Terhadap SYL
Setyanto Hantoro Mundur sebagai Komisaris Utama INET
友情链接
- quickq是干什么的
- quickq官网充值
- ?quickq
- quickq中文版下载
- quickq苹果版ios
- quickq免费下载
- quickq登录不了
- quickq app
- quickqjs7官网
- quickq.net
- quickq官网下载苹果手机
- quickq app
- quickq下载官方苹果
- quickq安卓版免费下载
- quickqapp苹果版
- quickq会员共享
- quickq官网下载电脑
- quickq加速永久免费
- quickq最新官方下载
- quickq下载app
- quickq收费
- quickq
- quickq官网入口
- quickq官网下载安卓版
- quickq账号购买
- quickq怎么付费
- 快客quickq官网下载
- quickq梯子
- quickq苹果版怎么下载
- quickq客户端下载
- quickq手机端下载地址
- quickqapp苹果版
- quickq苹果版下载
- quickq官网下载电脑版最新
- quickq加速器官网官网
- quickq最新版本
- quickq充值中心
- quickq充值多少
- 怎么下载quickq苹果版
- quickq加速器官网知乎
- quickq下载官网免费
- quickq官网下载电脑版官方
- 官方正版quickq加速器
- quickq官方下载app
- quickqios版本
- quickq最新版本安卓下载
- quickq苹果版ios
- quickq会员价格
- quickq快客官网苹果下载
- quickq充值最简单三个步骤
- quickq苹果手机下载
- quickq在哪下载
- quickq手机版免费下载
- quickq快客加速器官网
- quickq加速器下载
- quickq网站是多少
- quickq官网多少
- quickq加速永久免费
- quickq费用
- quickq最新官网地址
- quickq网站是多少
- quickq最新官网
- quickq加速器官网js7
- quickq下载app
- quickq网站
- quickq app 下载
- quickqios版免费下载
- quickq加速器官网链接
- quickq官方安卓版下载
- quickq充值页面
- quickq电脑版怎么用
- quickq安卓下载地址
- quickqios版本
- quickq网页版入口
- quickq充值入口在哪里
- quickqios官网
- quickq加速器官网官网
- quickq梯子
- 苹果手机怎么下载quickq
- quickq电脑版官网下载
- quickq快客加速器
- quickq.apk
- quickq官网ios手机下载
- quickq充值不了的原因是
- quickq是啥
- quickq苹果app下载
- quickq加速器官方
- quickq加速器在哪下
- quickq安卓官网下载
- quickq加速器下载安卓
- quickq ios
- quickq官网进入
- quickq官网下载apk
- quickq充值入口
- quickq快客官网
- quickq官网下载安卓最新